EnglishFrenchGermanSpainItalianDutchRussianPortugueseJapaneseKoreanArabicChinese Simplified

halo welcome to Soldier Bangsa dan jangan lupa tinggalkan pesan ok...........demi kemajuan blog saya trimakasih

Selasa, 26 Januari 2010

TNI AU Akan Membeli Rudal dari AS & Rusia Senilai 90 Juta Dollar

Posted by septian huda | Selasa, 26 Januari 2010 | Category: |

Beberapa rudal dan munisi Sukhoi

YOGYAKARTA - TNI AU akan membeli persenjataan berupa rudal dan amunisi udara senilai 90 juta dolar untuk pesawat tempur F-16 dan Sukhoi pada 2010 ini.

"Kami akan mendatangkan rudal dan amunisi tersebut dari AS dan Rusia," kata Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Madya (Marsdya) TNI Imam Sufaat usai membuka Rapat Pimpinan (Rapim) TNI AU dan Apel Komandan Satuan (Dansat) 2010 di Gedung Sabang Merauke, Kompleks Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta, Rabu (27/1).

Untuk pembelian amunisi dari AS dialokasikan dana sebesar 36 juta dolar, sedangkan dari Rusia dianggarkan 54 juta dolar.

"Kita beli senjata dan amunisi dari dua negara tersebut karena TNI AU saat ini memiliki pesawat tempur buatan AS dan Rusia, dimana masing-masing berbeda spesifikasinya," katanya.

Ia mengatakan, untuk penambahan senjata dan amunisi udara tersebut ada alokasi dana yang disisihkan dari anggaran 2010, dan TNI AU telah mengajukan anggaran untuk hal itu kepada Menteri Pertahanan dan Markas Besar (Mabes) TNI.



"Dalam rencana strategis (renstra) pembangunan TNI AU 2010-2014 juga direncanakan untuk menambah dan mengganti alutsista tua dan tidak layak pakai. Upaya itu untuk mendukung kelancaran tugas operasional TNI AU, karena saat ini alutsista yang dimiliki masih kurang," katanya.

Tambahan Personel

Terkait dengan jumlah personel, KSAU mengatakan, saat ini total personel TNI AU berjumlah 37.000 orang yang terdiri atas 31.000 personel militer dan 6.000 pegawai negeri sipil (PNS).

Jumlah personel tersebut mencukupi untuk melaksanakan tugas TNI AU sehingga belum ada rencana menambah personel dalam waktu dekat.

Menurut dia, jumlah personel akan ditambah jika alutsista bertambah, karena pengembangan organisasi diikuti oleh pengembangan orang.

"Misalnya, jika ada penambahan radar, akan menambah 60 personel untuk mengoperasikannya. Jika ada skuadron tempur baru akan menambah 150 personel," katanya.

Berdasarkan kesiapan alutsista pada 2010, rencana kebutuhan jam terbang sebanyak 55.252 jam yang digunakan untuk mendukung kesiagaan penanggulangan bencana, memenuhi kebutuhan latihan awak pesawat, operasi, pendidikan, dan kegiatan lain. Untuk radar membutuhkan jam operasional sebanyak 18 jam per hari, katanya.

Sumber : ANTARA

TNI AU Akan Membeli Rudal dari AS & Rusia Senilai 90 Juta Dollar

Posted by septian huda | | Category: |

Beberapa rudal dan munisi Sukhoi

YOGYAKARTA - TNI AU akan membeli persenjataan berupa rudal dan amunisi udara senilai 90 juta dolar untuk pesawat tempur F-16 dan Sukhoi pada 2010 ini.

"Kami akan mendatangkan rudal dan amunisi tersebut dari AS dan Rusia," kata Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Madya (Marsdya) TNI Imam Sufaat usai membuka Rapat Pimpinan (Rapim) TNI AU dan Apel Komandan Satuan (Dansat) 2010 di Gedung Sabang Merauke, Kompleks Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta, Rabu (27/1).

Untuk pembelian amunisi dari AS dialokasikan dana sebesar 36 juta dolar, sedangkan dari Rusia dianggarkan 54 juta dolar.

"Kita beli senjata dan amunisi dari dua negara tersebut karena TNI AU saat ini memiliki pesawat tempur buatan AS dan Rusia, dimana masing-masing berbeda spesifikasinya," katanya.

Ia mengatakan, untuk penambahan senjata dan amunisi udara tersebut ada alokasi dana yang disisihkan dari anggaran 2010, dan TNI AU telah mengajukan anggaran untuk hal itu kepada Menteri Pertahanan dan Markas Besar (Mabes) TNI.



"Dalam rencana strategis (renstra) pembangunan TNI AU 2010-2014 juga direncanakan untuk menambah dan mengganti alutsista tua dan tidak layak pakai. Upaya itu untuk mendukung kelancaran tugas operasional TNI AU, karena saat ini alutsista yang dimiliki masih kurang," katanya.

Tambahan Personel

Terkait dengan jumlah personel, KSAU mengatakan, saat ini total personel TNI AU berjumlah 37.000 orang yang terdiri atas 31.000 personel militer dan 6.000 pegawai negeri sipil (PNS).

Jumlah personel tersebut mencukupi untuk melaksanakan tugas TNI AU sehingga belum ada rencana menambah personel dalam waktu dekat.

Menurut dia, jumlah personel akan ditambah jika alutsista bertambah, karena pengembangan organisasi diikuti oleh pengembangan orang.

"Misalnya, jika ada penambahan radar, akan menambah 60 personel untuk mengoperasikannya. Jika ada skuadron tempur baru akan menambah 150 personel," katanya.

Berdasarkan kesiapan alutsista pada 2010, rencana kebutuhan jam terbang sebanyak 55.252 jam yang digunakan untuk mendukung kesiagaan penanggulangan bencana, memenuhi kebutuhan latihan awak pesawat, operasi, pendidikan, dan kegiatan lain. Untuk radar membutuhkan jam operasional sebanyak 18 jam per hari, katanya.

Sumber : ANTARA

Senin, 11 Januari 2010

Posted by septian huda | Senin, 11 Januari 2010 | Category: |


China, yang peningkatan anggaran pertahanannya membuat kuatir Amerika Serikat dan negara-negara lain, memiliki kemampuan untuk membangun kapal induk dan akan segera melaksanakannya, kata surat kabar China Daily , Jumat (6/3) mengutip pernyataan para pejabat militer.

Para pejabat militer China telah melobi pemerintah pusat selama bertahun-tahun untuk membangun sebuah kapal induk, yang akan memungkinkan pasukan angkatan laut membangun kekuatan udara lepas pantai, tetapi jarang mengeluarkan pernyataan publik tentang niat-niat mereka. "Membangun kapal induk adalah satu simbol sebuah negara penting. Itu sangat diperlukan," kata Laksamana Hu Yanlin yang dikutip surat kabar itu.

Media Hongkong memberitakan kapal induk pertama itu mungkin akan dibangun pada 2010. "China punya kemampuan untuk membangun kapal induk dan harus melakukan itu," tambahnya.

Anggaran militer China yang meningkat memicu kekuatiran di AS dan negara-negara lain, terutama Jepang dan Taiwan, yang China klaim sebagai wilayahnya dan berikrar akan memasukkannya dalam kekuasaan China jika perlu dengan kekuatan militer.

China, Rabu mengatakan anggaran militernya untuk 2009 akan meningkat 14,9 persen pada tahun lalu, mempertahankan kenaikan itu sebagai satu tindakan yang sedang dan tidak mengancam, untuk meningkatkan peralatan dan melindungi stabilitas sosial.

China telah memperluas pengalaman militernya di luar perbatasan dengan menyumbang pada pasukan pemeliharaan perdamaian , ikut serta dalam pelatihan gabungan dan paling terakhir mengirim kapal -kapal angkatan laut untuk mematroli lepas pantai Somalia yang dilanda aksi perompakan. Dam sejumlah pengeluaran ekstra mungkin akan digunakan untuk memodernisasi angkatan laut.